Senin, 18 Mei 2009

Saribuah Murbei, Minuman Penyambut ke Tretes




WELLCOME DRINK: Slamet Supryadi menunjukkan minuman sirup dari sari buah Murbei.


UNTUK kalangan warga Tretes, nama Slamet Supryadi sudah cukup dikenal. Selain karena kesehariannya menjadi penjaga rumah peristirahatan milik PTPN X, juga karena terobosannya mengenalkan minuman berbahan Murbei. Sebuah varietas yang lebih banyak dikenal sebagai tanaman pakan ulat penghasil sutra.
Ditemui kemarin (18/5), ayah tiga anak ini tampak santai. Saat itu, ia sedang duduk-duduk di sebuah ruang rumah peristirahatan PTPN X. Tepatnya yang ada di kawasan Watuadem, Kelurahan Pecalukan, Kecamatan Prigen.

Banyaknya tanaman yang tumbuh di sekitar rumah membuat suasana terasa begitu asri. Apalagi, saat itu ucara tak terasa begitu panas. Slamet, panggilan akrabnya, yang mengetahui wartawan koran ini datang, bergegas bangkit. “Mari silakan,” ujar Slamet sembari beranjak dari tempat duduknya.

Senyumnya ramah. Memakai kaus warna putih dipadu warna merah, Slamet kemudian mengajak ke lahan di samping kiri rumah. “Ini salah satu kebunnya,” terangnya. Dia menunjuk hamparan tanaman Murbei di lahan berukuruan 100x25 meter itu.

Bagi Slamet, kesibukannya membuat menu minuman berbahan Murbei ini sebenarnya sebuah kebetulan. Berawal keinginannya mencari tamabahan penghasilan. “Maklum, kalau cuma mengandalkan gaji, jelas tidak cukup,” ujarnya.

Untuk itu, Slamet berusaha mencari terobosan. Lima batang pohon Murbei yang saat itu sedang berbuah ia panen. Bersama sang istri, Yulis Khaflika, ia membuatnya menjadi sari buah hingga menghasilkan beberapa kantong plastik.

Oleh Slamet, minuman tersebut kemudian ia jajakan. Semua sekolah yang ada di sekitar Prigen ia masuki. Namun, dewi Fortuna agaknya belum berpihak kepadanya. Alih-alih ada yang membeli. Hingga sepekan lamanya, aktivitas Slamet itu justru mengundang tawa dan cibiran dari masyarakat sekitar.

Namun Slamet tak patah semangat. Menurutnya, lemahnya sambutan pasar itu lantaran mereka belum mengetahui manfaat sari buah Murbei. Apa yang dipikirkannya itu ternyata terbukti. Memasuki pekan kedua, barang dagangannya mulai laku. Bahkan, saat itu, hampir 125 bungkus minuman sari buah Murbei buatannya itu laku terjual.

Melihat kondisi itu, Slamet kian semangat. Lahan yang ada di samping vila PTPN lantas ia penuhi dengan tanaman Murbei. Bahkan untuk mengembangkan usahanya itu, ia nekat menjual rumah untuk menambah bibit tanaman Murbei.

Saat ini, sedikitnya, sudah ada 500 pohon Murbei yang ia kelola. Ratusan pohon Murbei itu tersebar di beberapa tempat. Ia juga menjalin kerjasama dengan petani setempat. “Ada sebagian yang kami tanam di lahan milik warga,” terang ayah dari Aris Fatoni, Afif, dan Aslam tersebut.

Slamet sendiri mengakui, prospek bisnis ini sebenarnya prospektif. Apalagi sejauh ini, respon pasar juga sangat bagus. Setidaknya, saat ini beberapa daerah telah menjadi pangsa pasar produk sari buah buatannya itu. Diantaranya Semarang, Jakarta dan Bandung.

Tak hanya untuk minuman. Setidaknya melalui tangan Slamet, buah yang kontur fisiknya mirip buah Strawberry itu juga ia jadikan menjadi sirup dan selai. Hasilnya, cukup lumayan.

Kemarin, saya sempat mencicipi rasa minuman yang hasil buatan Slamet. Ternyata, rasanya memang menyegarkan. Asam-manis. “Kalau dibanding Strawberry, aromanya memang kalah. Tapi rasanya lebih kuat,” ujar lelaki 45 tahun itu memberi penjelasan.

Itu belum khasiat medis yang terkandung dalam minuman tersebut. Sebab, berdasar data yang ada, buah Murbei memiliki banyak kandungan gizi. Bahkan, menurut ahli pengobatan tradisional China, buah tersebut berkhasiat memelihara fungsi ginjal dan jantung.

Yang menarik, tidak perlu cara khusus membuat minuman khas tersebut. Usai dipetik dari pohon, buah yang telah dipanen kemudian ditaburi garam. Itu untuk mengusir bakteri atau ulat yang dimungkinkan menempel pada buah tersebut. Beberapa jam kemudian, buah yang telah dibersihkan itu kemudian di-blender.

Perbandingannya, satu kilo Murbei dicampur air sekitar tiga liter. Hasilnya, kemudian direbus. Nah, dalam kondisi panas itulah, air sari buah itu dimasukkan ke dalam botol kemasan yang juga dalam kondisi panas. Itu agar minuman dalam botol tersebut tetap awet.

Slamet sendiri berharap, keberadaan minuman itu bisa dijadikan sebagai welcome drink menyambut setiap tamu yang datang ke Tretes. Karena itu, pihaknya akan menawarkan produk buatannya itu ke beberapa hotel yang ada di kawasan Tretes. “Sementara ini, baru Kaliandra yang kami pasok,” jelasnya. (Mochammad Asad)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

boleh mintak alamat lengkap bpk.slamet supriyadi atau no hanphone yang bisa menghubungi beliau?
mohon bantuannya,,,
mohon secepatnya,,,

Moi mengatakan...

wah bagus sekali sy ingin bertemu dengan bapaknya ... ada no yang bisa di hub?

Moi mengatakan...

sangat bagus sekali ... sy ingin bisa bertemu dengan bapa nya .. apa saya bisa mendapatkan no kontaknya / no yang bisa di hub ?
30

Moi mengatakan...

sangat baik sekali sy inagn dapat bertemu dengan bapanya ... apa ada no yang bisa di hub?