Selasa, 10 Desember 2013

Jalan-Jalan ke Shenzhen, Salah Satu Pusat Ekonomi di Cina

Pemerintah Kota Shenzhen spertinya tak ingin setengah hati untuk menyulap daerahnya yang nyaman dikunjungi. Selain jaringan infrastrukturnya yang begitu sempurna, kebersihannya juga benar-benar terjaga. Untuk menjaga kebersihan kotanya, pemangku wilayah Shenzhen memang menempuh berbagai upaya. Salah satunya, membuat kendaraan yang didesain khusus untuk sampah. Sekilas, kendaraan ini tak jauh beda dengan kendaraan pengakut sampah di daerah kita. Bedanya, jika di daerah sampah-sampah tersebut dibersihkan oleh tenaga manusia, di sana, sudah dilakukan mesin. Begitu juga dengan truk yang didesai khusus untuk sampah itu. Di bagian bawah truk, dipasang beberapa blower yang fungsinya menyedot sampah-sampah di jalanan. Nah, truk-truk inilah yang secara berkala berkeliling Shenzhen untuk menyedot sampah-sampah di jalanan. Selain fasilitas yang memadai, keseriusan pemerintah dalam menjaga kebersihan daerahnya juga tercermin dari jumlah denda yang dikenakan bagi mereka yang membuang sampah sembarangan. Misalnya, denda sebesar 5000 Yuan untuk mereka yang kedapatan membuang rokok sembarang. Bisa jadi, karena tingginya ancaman denda itu pula, tidak banyak ditemui warga yang merokok di sembarang tempat. Untuk melakukannya, mereka biasanya memilih di tempat-tempat atau lokasi yang memang khusus dibuat bagi perokok. Dibandingkan kota-kota besar yang ada di Indonesia, Shenzhen memang memiliki banyak keunikan. Selain kebersihan kotanya yang benar-benar terjaga, juga sulitnya menjumpai sepeda motor. Bahkan, meski hampir sepekan lamanya berada di sana, tak satu pun sepeda motor yang saya jumpai Feng Huan, ekspatriat asal Cina yang ikut menemani saya jalan-jalan menyatakan, bagi warga Shenzhen, sepeda motor memang kurang begitu popular. Sebab, sebagai masyarakat yang memiliki tipikal pekerja keras, warga Shenzhen berharap kenyamanan. Karena itu, dalam melakukan aktivitasnya, mereka lebih banyak mengandalkan transportasi umum seperti taksi, bus atau moda transportasi masal lainnya. “Mereka sudah cukup capek dengan aktivitas di kantornya. Jadi, mereka memilih untuk naik bus umum, kereta bawah tanah, atau pakai mobil pribadi,” jelas Feng Han. Bicara soal transportasi umum, Pemerintah Shengzhen memang cukup apresiatif. Untuk memudahkan akses ke kereta bawah tanah misalnya, pemerintah membangun stasiun di setiap blok kawasan. Ya, berada di Shenzhen memang terasa mengasyikkan. Selain masyarakatnya yang ramah, juga tata kotanya yang juga bersahabat. Jalur-jalur pedestrian begitu luas hingga dua meter lebih. Selain itu, banyak taman dan ruang terbuka hijau yang bisa dijumpai.